Pages

sorry be :)

Ketika anda sudah memutuskan untuk berkomitmen dengan lawan jenis anda, ketika anda benar-benar tidak ada niat buruk untuk bermain-main dengan komitmen itu, ketika anda mendapatkan pasangan yang sangat menyayangi dan begitu menjaga, ketika anda bertekad membuka cerita baru dan berusaha melupakan yang lalu, ketika anda mencoba menerima pasangan anda apa adanya, ketika anda sudah mendapat dukungan dari kawan bahkan saudara mengenai komitmen anda, ketika pasangan jenis anda sudah memutuskan hanya anda pilihannya, dan ketika sudah ada rasa nyaman terpelihara. Tiba-tiba.....


Tiba-tiba di tengah waktu, anda menjadi ragu, tiba-tiba rasa itu hilang, tiba-tiba hati tidak bergetar, tiba-tiba keyakinan memudar dan pikiran menjadi tak menentu karena logika dan perasaan bertolak belakang. "Ya Tuhaaaaaan", hanya ketakutan khawatir menyakiti yang terlintas.
Dan pada akhirnya anda memutuskan untuk menghentikan komitmen itu, memutuskan pasangan anda dan meninggalkannya pergi. Dengan dalil anda, bahwa pondasi dasar suatu komitmen adalah rasa. Ketika rasa itu hilang, maka percuma jika terus itu dipertahankan.
Anda wanita dan anda memiliki keprioritasan rasa dan emosioanal yang lebih dibandingkan makhluk sebelahnya, kaum Adam.
Apa yang anda perbuat ketika itu? Anda mengecewakan pasangan anda, anda melakukan kesalahan besar bahwa anda telah menyia-nyiakan ketulusannya, anda tidak dewasa dengan mengabaikannya begitu cepat, anda disalahkan oleh logika anda dan sebagian kerabat karena keputusan yang anda ambil jauh dari logis, anda hanya bisa menunduk, anda hanya bisa memohon maaf, dan anda hanya bisa memohon maaf. Hanya bisa memohon maaf karena anda gagal untuk memberikan hal yang sama seperti yang diberikan pasangan anda.
Sekarang? sekarang anda harus banyak belajar. Belajar menghargai, belajar konsisten, belajar sabar, belajar berlogika dan belajar menggunakan hati :)



0 komentar: