Pages

r a y

Kamar kosan lantai 2, Wisma Ariend Semarang. Akhirnya saya berbaring di atas kasur setelah sekian jam duduk di depan layar. Bukan untuk mencari inspirasi, namun hanya untuk memenuhi 2 SKS, PKL.
Saya masih ingat betul, bagaimana tatapan mata beberapa orang yang saya temui seharian. Binar mata satu dan lainnya berbeda. Ya pasti berbeda. Sebagian mata mencari kemana jalan kelanjutan kehidupan, dan mata yang lain mencari  keadilan. Saya tersenyum, hanya sedikit senyum simpul saja.
Lalu termenung. Saya dan mereka, kerap berada dalam situasi dan kondisi yang berbeda.
Berulang menghempaskan nafas, meregangkan otot dan berusaha memejamkan mata.


Bayangan itu, iya. Bayangan beberapa karyawan perusahaan manufaktur. Segerombol lelaki  berbagai umur, mengenakan seragam lapangan, tubuh penuh keringat perjuangan dan lusuh, jalan tergopoh-gopoh. 
“Menarik!” saya tersenyum lagi
Bukan maksud saya menyimpulkan, bukan. Saya hanya belajar dari mereka. Demikian itu yang membuat saya menyernyitkan dahi.
Mereka berjuang bukan untuk mereka. Namun tetap berjuang. Mengenyampingkan kegemaran, semua ambisi serta segala hal yang sepantasnya mereka kejar. Lagi lagi, mereka tetap berjuang, dengan senang.
Senyum keikhlasan dan sapaan kesabaran. Menjadi dasar pondasi mereka dalam bertahan. 
30 tahun menempati jabatan di perusahaan, tidak ada perubahan signifikan. Loyalitas dan ketekukan tidak ubah menjadikan mereka lebih pantas.
Seminggu lagi, mata tersebut akan tergantikan.
Dalam dada ini terasa sesak dan penuh syukur. Bahwa masih terluangkan banyak waktu dan kesediaan kemudahan yang begitu melimpah. Ada kesempatan untuk mengubah beberapa tahun kedepan
Hingga akhirnya saya menyadari, bahwa hidup itu bukan hanya mencari apa yang diinginkan namun sungguh penting meraih yang dibutuhkan.
Perlahan membuka mata, menatap langit yang terintip dari jendela. Angin berebut masuk ke kamar dan seketika saya hirup dengan keyakinan

0 komentar: